Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan bahwa tingkat ekonomi Indonesia
sudah bisa mengalahkan ekonomi Belanda yang pernah menjajah Indonesia
selama ratusan tahun.
"Kita bisa mengalahkan Belanda sejak 2011
karena produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat itu sudah 800 miliar
dolar AS lebih, sedangkan PDB Belanda hanya 700 miliar dolar AS lebih,"
katanya di Surabaya, Sabtu.
Ia mengemukakan hal itu dalam dialog
"Public Figure on Talk" bertajuk "Optimisme Pemuda Menuju Indonesia
Bersinar" yang digelar BEM ITS dan dihadiri lebih dari 1.600 mahasiswa
serta perwakilan mahasiswa dari ITB, UGM, Unair, dan sebagainya.
Dalam
acara yang dibuka Pembantu Rektor I ITS Prof. Dr.Ing. Herman Sasongko
itu, mantan Dirut PT PLN itu menyatakan prestasi itu sangat bersejarah
meski tidak dirayakan seperti di Cina.
"Indonesia yang dijajah
ternyata bisa balas dendam secara luar biasa, bahkan tahun depan
kapitalisasi pasar modal Indonesia sudah bisa mengalahkan Singapura. Dua
tahun lagi, kita bisa mengalahkan ekonomi Spanyol," katanya.
Apalagi,
pertumbuhan ekonomi nasional yang terus positif di atas 6 persen per
tahun bukan hal yang mustahil akan dapat menyejajarkan Indonesia dengan
ekonomi negara-negara maju dalam beberapa tahun ke depan.
"Cina
itu berpenduduk besar dan miskin, tetapi mereka sanggup mengalahkan
ekonomi Jepang pada dua tahun lalu. Dari segi penduduk dan jumlah
penduduk miskin tidak jauh berbeda dengan kita, tapi kenapa Cina bisa
lebih maju?" katanya.
Menurut dia, kunci kemajuan Cina itu tak
lain optimisme. "Untuk menumbuhkan optimisme itu mereka selalu merayakan
kemenangan saat mampu mengalahkan ekonomi Inggris, Jerman, dan dua
tahun lalu mengalahkan ekonomi Jepang. Cina-Jepang itu 'musuhan' seperti
Indonesia-Belanda," katanya.
Bahkan, Cina diramalkan akan
mengalahkan Amerika dan tingkat perekonomiannya akan menjadi terbesar di
dunia pada tahun 2016."Bagaimana dengan Indonesia, menurut saya, kita
punya potensi seperti itu karena PDB Indonesia di tingkat ASEAN sudah
mencapai 51 persen dan sisanya dibagi untuk 10 negara ASEAN lainnya.
Jadi, ekonomi Indonesia tidak bisa diremehkan," katanya.
Namun,
kata Dahlan, tingkat perdagangan Indonesia di ASEAN masih nomor 4,
perdagangan dengan Selandia Baru, Australia, Jepang, dan Amerika juga
masih nomor 4 dibandingkan dengan perdagangan dari negara lain.
"Kita
bisa menaikkan peringkat perdagangan itu menjadi nomor 1, tentu secara
bertahap dengan fokus ke peringkat ketiga lebih dulu. Caranya, kita
harus melakukan sejumlah hal konkret," katanya.
Hal konkret itu,
antara lain merebut potensi sarang burung ke Cina yang bernilai Rp 25
triliun dengan memenuhi syarat ke Cina, yakni jangan menggunakan bahan
kimia dan mempertahankan kualitas tanpa bahan kimia.
"Untuk
ekspor sawit yang kita masih dikalahkan Singapura juga akan dapat kita
rebut. Caranya, saya akan menggabungkan tujuh BUMN sektor perkebunan
sawit dalam dua tahun ke depan. Kalau DPR setuju, maka kita akan menjadi
pemilik perkebunan sawit terbesar di dunia," katanya.
Selain
itu, pihaknya akan menggenjot perekonomian dengan membangun pelabuhan
besar di Tanjung Kuala dan Dumai agar kapal besar bisa masuk sehingga
Indonesia bisa memasarkan minyak sawit dengan kapal besar ke Singapura
secara langsung atau bahkan tanpa lewat Singapura juga bisa.
"Lebih
dari itu, kita harus menularkan optimisme seperti yang dilakukan rakyat
Cina karena sesungguhnya kita punya potensi, tapi kita belum memiliki
optimisme. Kalau kita menyaksikan media, negara kita digambarkan seperti
hancur-hancuran. Karena itu, kita harus menularkan optimisme dan
menghindari pergaulan dengan mereka yang dipenuhi rasa pesimisme,"
katanya.
Dalam kesempatan itu, Dahlan Iskan juga banyak bercerita
tentang masa kecil yang berasal dari keluarga buruh tani dan tukang
kayu serabutan, lalu tertarik ke dunia jurnalistik dan akhirnya
dipercaya memimpin PT PLN hingga kini menjadi Menteri BUMN.
sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/05/m3jmlm-ekonomi-ri-kalahkan-ekonomi-belanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar