Rabu, 20 Juni 2012

(TULISAN) KONSEP IBD DALAM KESUSASTRAAN

Mungkin diantara kita semua masih ada yang belum mengerti pengertian ilmu budaya dasar nah di materi ini akan dibahas tentang Ilmu Kebudayaan Dalam Kesusastraan. Apa sih yang dimaksud Ilmu budaya dasar? Secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Maka dari itu mahasiswa diharapkan untuk menjadi homo humanus tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai manusia dan sebagai mahasiswa. Unsur – unsur kebudayaan meliputi :

1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi

Setelah dijelaskan tentang ilmu budaya dasar diatas kita juga akan membahas Kesusastraan. Sastra kadang disebut naratis fiction, prose fiction atau fiction saja,dalam bahasa Indonesia dterjemahkan sebagai cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan,peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Hubungan ilmu budaya dasar dengan sastra ialah :
1. Sastra dan pengalaman hidup
Sastra berfungsi sebagai perekam dan penyampaian pengalaman dalam sastra disebut “pengalaman perwakilan“. Pendekatan pada pengalaman perwakilan dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut ” Imaginative Entry “.
2. Kesadaran Individual
Dengan sastra seseorang dapat mengerti pikiran manusia,baik diri sendiri maupun orang lain.
3. Sastra dan keinsyafan sosial.
Sastra memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam masalah dan problem sosial.
Secara imajinatif sastra juga menafsirkan situasi dasar manusia sosial berupa :
Penderitaan atas ketidakadilan.
perjuangan untuk kekuasaan.
Konflik dengan sesamanya.
Pemberontakan kepada hukumTuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar